Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan bahwa kondisi perbankan tanah air masih sangat kuat untuk menghadapi tantangan atau gejolak ekonomi dunia saat ini.
Hal tersebut terlihat dari tingkat solvabilitas yang masih dalam level solid dengan rasio kecukupan modal di akhir 2022 yang terus meningkat menjadi 25,68%, dan rasio NPL gross yang tercatat terus turun menjadi 2,44%.
"Seluruh NPL sektor utama terpantau menurun dan masih terjaga di bawah threshold. Sektor manufaktur mencatatkan rasio NPL terbesar," kata Febrio dalam BNI Emerald Market Outlook dengan tema "Optimizing Financial Opportunities As Epicentrum of Growth"
Selain itu lanjutnya, likuiditas perbankan juga masih tercatat memadai. Di mana laju pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di 2022 tercatat mencapai 9,01% didorong oleh penurunan giro dan deposito.
Sementara kredit tercatat tumbuh 11,35% yang ditopang oleh laju pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumsi.
"Sedangkan LDR berada di posisi solid. AL/NCD sampai dengan 18 Januari 2023 meningkat pada level 156,75 dan jauh dari threshold," terangnya.
Dengan pencapaian di 2021 dan juga di 2022 tersebut, ia meyakini bahwa perbankan masih tangguh menghadapi berbagai tantangan yang ada di tahun ini.
"Kita berharap tahun 2023 menjadi tahun yang bersih dalam konteks risiko, bank bisa lebih kuat menyalurkan pinjaman dan menggerakkan sektor rill," ujar Febrio.
RELATED NEWS
|